Bukti bahwa Editor juga perlu diedit. :)
Kemarin sore saya merancang tips dan trik memilih lead, seperti saya janjikan kepada beberapa kawan yang meminati dunia jurnalistik (baca: tulis-menulis). Tips dan trik itu saya buat secara spontan saja, sesuai yang saya ketahui dan kuasai selama ini. Maklum, saya ini tipe orang yang learning by doing, sedangkan secara teori, bisa dibilang, saya lemah. Ke depannya saya sendiri punya pikiran untuk memperdalam ilmu jurnalistik dalam kaitannya secara literatur, karena selama ini ilmu yang dimiliki hanya basic saja.
However, usai mengetik sharing tips dan trik, lalu membaca ulang secara scan-reading (tidak secara cermat! #tepokjidat!), saya langsung posting saja di jejaring sosial facebook. Setelah itu saya pulang, karena jam dinding di kantor sudah menunjukkan pukul 20.12 WIB.
Dua jam kemudian, ketika tiba di rumah, saya baca kembali status tadi, ternyata sudah ada yang mengomentari. Alhamdulillah semua mengatakan tips dari saya itu bermanfaat. Namun, saat saya membaca ulang status saya sendiri secara cermat, alamaaaaakkkkk.... di beberapa paragraf terakhir, bahasa saya sudah cakadul (berantakan), ada typo pula. Hadeeeh! #tepokjidat lagi.
Buat Comerads pembaca mungkin berpikir reaksi saya barusan lebay banget, tapi percayalah, untuk seseorang yang berprofesi editor seperti saya, hal seperti itu sangat memalukan... Gomenasai! Ini membuktikan bahwa Editor juga perlu diedit. Hehehehe..
Berikut adalah Tips dan Trik Memilih Lead seperti yang saya posting di facebook:
Dear kawan P2KP/PNPMers,
Sesuai janji saya kepada Kang Muhammad Ridwan (dan karena diingatkan juga oleh Pak Feidy beberapa hari lalu, hehehe) untuk memberikan tips dan trik memilih lead, diksi dan kalimat lugas, berikut izinkan saya sharing tips & triknya berikut ini..
Sebelum memasuki tips dan trik, sewajarnya kita mengerti fungsi dan definisi LEAD tulisan. Apaan sih lead itu?
Lead, dalam dunia jurnalistik, disebut juga sebagai teras berita. Nah, namanya teras, fungsinya adalah suatu tempat menarik, yang membuat pengunjung mau menghampiri, bahkan kalau bisa membuka pintunya, memasuki rumah, menikmati isi rumah tersebut dan keluar rumah dengan rasa puas--karena sudah mendapatkan tambahan informasi atau ilmu yang (siapa tau memang) dibutuhkannya. Bedanya, lead tulisan/berita di sini berfungsi sebagai gambaran umum dari keseluruhan berita yang ditulis.
Ada beberapa kawan media yang mengatakan bahwa lead tidak mutlak harus selalu ada dalam tulisan, tapi saya kok kurang setuju ya dengan pendapat itu. Tanpa lead (yang bisa juga diartikan sebagai kepala berita) badan dan ekor tulisan ngga akan jelas arahnya. Nah, berhubung di sini saya yang membuat tulisan (yep, saya gunakan hak prerogatif saya sebagai penulis artikel tips & trik ini, hahahaha..) anggaplah LEAD ini PENTING dan PERLU. :D *mengingatkan pada motto sebuah media nasional ya? :) *
Okay, so, bagaimana lead yang bagus itu? Nah, sebelum masuk ke sana, kawan-kawan harus ingat: pembaca hanya memiliki waktu sedikit untuk membaca. Jadi, sangatlah penting membuat lead yang membuat pembaca merasa tertarik dan PERLU meluangkan waktu lebih guna membaca tulisan kita.
Nah, dengan berpegang pada prinsip di atas, bisa kita rumuskan bahwa lead yang baik sebagai berikut,
A. Menarik.
Ada 4 kategori hal yang termasuk menarik:
Itu saja. Simpel kan? :)
Contoh? Oke, saya berikan contoh yang ringan ya. Ini contoh baru banget masuk, yaitu tulisan dari Pak Feidy (dan Pak Kalla Manta) soal event Temu Awal Tahun dan Penandatanganan Kontrak bagi Konsultan (Koorkot, Askot dan Faskel) se-Provinsi Sulut.
Ada beberapa topik yang menurut saya berpotensi sebagai lead:
1. Soal event kontrak itu sendiri
2. Soal komitmen kerja pelaku
3. Piagam Penghargaan kepada Kontributor Penulis Berita, Cerita dan Artikel di website online.
Dari tiga topik tersebut, coba, mana (menurut kawan-kawan) yang paling menarik?
1. Soal event kontrak?? --> penting sih, tapi tidak terlalu menarik. (Hahaha.. Maaf ya!) Sebab, pentingnya hanya untuk konsultan/pelaku lapang Sulut saja, sedangkan untuk wilayah lain hal ini kurang menarik. hehehe..
2. Soal komitmen kerja pelaku??? ---> penting dan menarik, tapi kurang greget. Ini bisa jadi kandidat lead terkuat di antara 1 dan 2, hanya saja menurut saya, topik nomor 3-lah yang paling menarik dan penting!
Ya, 3. Soal penghargaan kepada kontributor penulis website. Bukannya karena saya adalah pengelola website bersangkutan, melainkan karena lead ini sangat menarik, baru pertama kalinya di Sulut (ya kan?), mampu memotivasi dan bisa menginspirasi OSP/KMW lainnya untuk melakukan hal serupa. Nah, makanya yang nomor 3-lah yang saya pilih sebagai lead. *jewer Pak Feidy yang tidak menyantumkan topik nomor 3 ini sebagai lead. hehehehe..*
Ehem, sebenernya saya agak berharap ada statement janji tidak akan ada keterlambatan gaji dari Satker Provinsi Sulut, tapi sepertinya tidak ada ya. Hahahaha... Kalau saja Satker Sulut mengucapkan janji/jaminan tidak akan ada keterlambatan gaji, NISCAYA topik inilah yang akan saya pilih sebagai lead. Hahahaha.. ;)
Contoh berikutnya, mungkin mengutip pertanyaan saat EGM TA Sosialisasi dan TA Pelatihan pertengahan Juni 2012 lalu di Puncak ya. Waktu itu TA Sosialisasi KMW Papua bertanya, ia punya dua topik menarik tapi bingung memilih yang hendaknya dipilih sebagai lead tulisan. Topiknya adalah (seingat saya):
1. Cerita soal sosialisasi di Papua.
2. Bahasa yang berbeda antara konsultan dengan masyarakat Papua, ternyata tidak menghalangi masuknya program P2KP/PNPM Mandiri Perkotaan.
Saat itu saya langsung TUINGGGGG!! "Yang nomor 2, Pak! Itu sangat menarik. Saya sendiri sangat ingin tau bagaimana cara kawan-kawan Papua mengatasi kesulitan bahasa tersebut. Tapi kok ya bisa sih, program kita akhirnya diterima oleh masyarakat di lokasi tersebut?" --> Nah, nah, sekalian mengingatkan Pak Ohara West Java agar TA Sos-nya nanti ditagihkan cerita ini ya, Pak. Nuhun! Hehehehe..
Wah... Sudah panjang euy... Seperitnya (iniiii...!! Bukti editor juga perlu diedit *ngelap keringat*) cukup segini dulu. Next time saya akan sharing soal diksi dan kalimat lugas yaa.. Oh ya, satu hal lagi yang paling penting: lead SELALU ditulis PALING AWAL. Paragraf 1, atau maksimal 2 paragraf pertama lah. Untuk itu, ada kaitannya nih dengan JUDUL tulisan. ---> Maksudnya "Karena dua paragraf pertama memang ada kaitannya dengan judul" *jauh banget ya*
Jika kawan-kawan sudah memiliki lead, maka memilih judul akan sangat mudah. Karena, biasanya judul merupakan RINGKASAN dari lead. Atau sebaliknya, jika kawan-kawan hanya memiliki judul menarik, kembangkanlah judul tersebut menjadi lead berita.
Hanya saja: Jujur, untuk saya, memilih LEAD (topik utama tulisan) justru terasa jauh lebih mudah daripada memilih judul. Rekan media pasti ngakak membaca statement saya ini. Hehehehe..
Asli, merancang judul yang menarik, membuat penasaran dan eye-catchy itu (buat saya) sulitnya setengah mati!
Mungkin karena beban bahwa judul bertanggung jawab penuh atas impresi/kesan pertama agar pembaca mau membaca tulisan kita lebih lanjut. Soalnya, kalau judulnya biasa-biasa saja, meski isi tulisannya bagus, para pembaca yang waktu luangnya terbatas itu akan malas membaca tulisan kita. Nah lho, rempong kan? Makanya saya tidak ragu-ragu berdiskusi juga dengan kawan sesama jurnalis (dalam hal ini kalau di PNPM Perkotaan, kawan diskusi saya adalah Mas Wildan Hakim).
Jadi, editor sekalipun tetap butuh berdiskusi dengan sesama kawan penulis/jurnalis/editor. However, soal itu (judul) akan kita bahas di tips dan trik selanjutnya ya! *fiuhhh* :)
Semoga tips dan trik sederhana ini membantu yaa..
Kemarin sore saya merancang tips dan trik memilih lead, seperti saya janjikan kepada beberapa kawan yang meminati dunia jurnalistik (baca: tulis-menulis). Tips dan trik itu saya buat secara spontan saja, sesuai yang saya ketahui dan kuasai selama ini. Maklum, saya ini tipe orang yang learning by doing, sedangkan secara teori, bisa dibilang, saya lemah. Ke depannya saya sendiri punya pikiran untuk memperdalam ilmu jurnalistik dalam kaitannya secara literatur, karena selama ini ilmu yang dimiliki hanya basic saja.
However, usai mengetik sharing tips dan trik, lalu membaca ulang secara scan-reading (tidak secara cermat! #tepokjidat!), saya langsung posting saja di jejaring sosial facebook. Setelah itu saya pulang, karena jam dinding di kantor sudah menunjukkan pukul 20.12 WIB.
Dua jam kemudian, ketika tiba di rumah, saya baca kembali status tadi, ternyata sudah ada yang mengomentari. Alhamdulillah semua mengatakan tips dari saya itu bermanfaat. Namun, saat saya membaca ulang status saya sendiri secara cermat, alamaaaaakkkkk.... di beberapa paragraf terakhir, bahasa saya sudah cakadul (berantakan), ada typo pula. Hadeeeh! #tepokjidat lagi.
Buat Comerads pembaca mungkin berpikir reaksi saya barusan lebay banget, tapi percayalah, untuk seseorang yang berprofesi editor seperti saya, hal seperti itu sangat memalukan... Gomenasai! Ini membuktikan bahwa Editor juga perlu diedit. Hehehehe..
Berikut adalah Tips dan Trik Memilih Lead seperti yang saya posting di facebook:
Dear kawan P2KP/PNPMers,
Sesuai janji saya kepada Kang Muhammad Ridwan (dan karena diingatkan juga oleh Pak Feidy beberapa hari lalu, hehehe) untuk memberikan tips dan trik memilih lead, diksi dan kalimat lugas, berikut izinkan saya sharing tips & triknya berikut ini..
Sebelum memasuki tips dan trik, sewajarnya kita mengerti fungsi dan definisi LEAD tulisan. Apaan sih lead itu?
Lead, dalam dunia jurnalistik, disebut juga sebagai teras berita. Nah, namanya teras, fungsinya adalah suatu tempat menarik, yang membuat pengunjung mau menghampiri, bahkan kalau bisa membuka pintunya, memasuki rumah, menikmati isi rumah tersebut dan keluar rumah dengan rasa puas--karena sudah mendapatkan tambahan informasi atau ilmu yang (siapa tau memang) dibutuhkannya. Bedanya, lead tulisan/berita di sini berfungsi sebagai gambaran umum dari keseluruhan berita yang ditulis.
Ada beberapa kawan media yang mengatakan bahwa lead tidak mutlak harus selalu ada dalam tulisan, tapi saya kok kurang setuju ya dengan pendapat itu. Tanpa lead (yang bisa juga diartikan sebagai kepala berita) badan dan ekor tulisan ngga akan jelas arahnya. Nah, berhubung di sini saya yang membuat tulisan (yep, saya gunakan hak prerogatif saya sebagai penulis artikel tips & trik ini, hahahaha..) anggaplah LEAD ini PENTING dan PERLU. :D *mengingatkan pada motto sebuah media nasional ya? :) *
Okay, so, bagaimana lead yang bagus itu? Nah, sebelum masuk ke sana, kawan-kawan harus ingat: pembaca hanya memiliki waktu sedikit untuk membaca. Jadi, sangatlah penting membuat lead yang membuat pembaca merasa tertarik dan PERLU meluangkan waktu lebih guna membaca tulisan kita.
Nah, dengan berpegang pada prinsip di atas, bisa kita rumuskan bahwa lead yang baik sebagai berikut,
A. Menarik.
Ada 4 kategori hal yang termasuk menarik:
- aneh/tidak biasa,
- lucu/menggelitik rasa penasaran,
- baru/belum pernah ada sebelumnya,
- berani/blak-blakan (tapi tetap dalam koridor sopan dan santun lho).
Itu saja. Simpel kan? :)
Contoh? Oke, saya berikan contoh yang ringan ya. Ini contoh baru banget masuk, yaitu tulisan dari Pak Feidy (dan Pak Kalla Manta) soal event Temu Awal Tahun dan Penandatanganan Kontrak bagi Konsultan (Koorkot, Askot dan Faskel) se-Provinsi Sulut.
Ada beberapa topik yang menurut saya berpotensi sebagai lead:
1. Soal event kontrak itu sendiri
2. Soal komitmen kerja pelaku
3. Piagam Penghargaan kepada Kontributor Penulis Berita, Cerita dan Artikel di website online.
Dari tiga topik tersebut, coba, mana (menurut kawan-kawan) yang paling menarik?
1. Soal event kontrak?? --> penting sih, tapi tidak terlalu menarik. (Hahaha.. Maaf ya!) Sebab, pentingnya hanya untuk konsultan/pelaku lapang Sulut saja, sedangkan untuk wilayah lain hal ini kurang menarik. hehehe..
2. Soal komitmen kerja pelaku??? ---> penting dan menarik, tapi kurang greget. Ini bisa jadi kandidat lead terkuat di antara 1 dan 2, hanya saja menurut saya, topik nomor 3-lah yang paling menarik dan penting!
Ya, 3. Soal penghargaan kepada kontributor penulis website. Bukannya karena saya adalah pengelola website bersangkutan, melainkan karena lead ini sangat menarik, baru pertama kalinya di Sulut (ya kan?), mampu memotivasi dan bisa menginspirasi OSP/KMW lainnya untuk melakukan hal serupa. Nah, makanya yang nomor 3-lah yang saya pilih sebagai lead. *jewer Pak Feidy yang tidak menyantumkan topik nomor 3 ini sebagai lead. hehehehe..*
Ehem, sebenernya saya agak berharap ada statement janji tidak akan ada keterlambatan gaji dari Satker Provinsi Sulut, tapi sepertinya tidak ada ya. Hahahaha... Kalau saja Satker Sulut mengucapkan janji/jaminan tidak akan ada keterlambatan gaji, NISCAYA topik inilah yang akan saya pilih sebagai lead. Hahahaha.. ;)
Contoh berikutnya, mungkin mengutip pertanyaan saat EGM TA Sosialisasi dan TA Pelatihan pertengahan Juni 2012 lalu di Puncak ya. Waktu itu TA Sosialisasi KMW Papua bertanya, ia punya dua topik menarik tapi bingung memilih yang hendaknya dipilih sebagai lead tulisan. Topiknya adalah (seingat saya):
1. Cerita soal sosialisasi di Papua.
2. Bahasa yang berbeda antara konsultan dengan masyarakat Papua, ternyata tidak menghalangi masuknya program P2KP/PNPM Mandiri Perkotaan.
Saat itu saya langsung TUINGGGGG!! "Yang nomor 2, Pak! Itu sangat menarik. Saya sendiri sangat ingin tau bagaimana cara kawan-kawan Papua mengatasi kesulitan bahasa tersebut. Tapi kok ya bisa sih, program kita akhirnya diterima oleh masyarakat di lokasi tersebut?" --> Nah, nah, sekalian mengingatkan Pak Ohara West Java agar TA Sos-nya nanti ditagihkan cerita ini ya, Pak. Nuhun! Hehehehe..
Wah... Sudah panjang euy... Seperitnya (iniiii...!! Bukti editor juga perlu diedit *ngelap keringat*) cukup segini dulu. Next time saya akan sharing soal diksi dan kalimat lugas yaa.. Oh ya, satu hal lagi yang paling penting: lead SELALU ditulis PALING AWAL. Paragraf 1, atau maksimal 2 paragraf pertama lah. Untuk itu, ada kaitannya nih dengan JUDUL tulisan. ---> Maksudnya "Karena dua paragraf pertama memang ada kaitannya dengan judul" *jauh banget ya*
Jika kawan-kawan sudah memiliki lead, maka memilih judul akan sangat mudah. Karena, biasanya judul merupakan RINGKASAN dari lead. Atau sebaliknya, jika kawan-kawan hanya memiliki judul menarik, kembangkanlah judul tersebut menjadi lead berita.
Hanya saja: Jujur, untuk saya, memilih LEAD (topik utama tulisan) justru terasa jauh lebih mudah daripada memilih judul. Rekan media pasti ngakak membaca statement saya ini. Hehehehe..
Asli, merancang judul yang menarik, membuat penasaran dan eye-catchy itu (buat saya) sulitnya setengah mati!
Mungkin karena beban bahwa judul bertanggung jawab penuh atas impresi/kesan pertama agar pembaca mau membaca tulisan kita lebih lanjut. Soalnya, kalau judulnya biasa-biasa saja, meski isi tulisannya bagus, para pembaca yang waktu luangnya terbatas itu akan malas membaca tulisan kita. Nah lho, rempong kan? Makanya saya tidak ragu-ragu berdiskusi juga dengan kawan sesama jurnalis (dalam hal ini kalau di PNPM Perkotaan, kawan diskusi saya adalah Mas Wildan Hakim).
Jadi, editor sekalipun tetap butuh berdiskusi dengan sesama kawan penulis/jurnalis/editor. However, soal itu (judul) akan kita bahas di tips dan trik selanjutnya ya! *fiuhhh* :)
Semoga tips dan trik sederhana ini membantu yaa..
2 komentar:
Hmmm...... "Editor juga Butuh Diedit"
Itu maksudnya, 'Editor'-nya ya yg di 'Edit' bukan tulisannya? Hahaa... Maaf... :D
Dua-duanya kudu diedit, Piyo.. :D
Posting Komentar