Across The Universe. Menurut dua kamerads saya: Tebeh dan Eny, itu adalah judul lagu The Beatles, yang enaaaaaak banget didengernya. Emang bener. Lagunya enak didenger. Tapi, hari ini, entah kenapa saya mood menulis tentang tema Across The Universe diiringi lagu-lagu KLa Project, seperti "Tak Bisa Ke Lain Hati", "Menjemput Impian" dan "Terpurukku di Sini".
Mungkin karena saya sedang galau?
Wekekekeke.. Sejujurnya, it's very unlikely bahwa saya bisa merasa galau. Karena, hanya ada dua emosi yang saya kenal: seneng dan mutung. Semua emosi in-between (yang ada di antara kedua emosi tadi), saya ngga familiar.
However, beberapa hari lalu saya menulis di blog Debby (bagian komentar): "Manusia yg patah hati cenderung lebih kreatif daripada manusia yg sedang jatuh cinta. Kenapa? Karena jatuh cinta adalah sebuah awal, sedangkan patah hari adalah awal dari kelanjutan jatuh cinta tadi. Alias satu step di depan perasaan jatuh cinta. Patah hati adalah sebuah konklusi (kesimpulan) dari hipotesis jatuh cinta.. hmmm..
Entah kenapa saya menulis itu. Mendadak saja saya kepikiran soal jatuh cinta dan patah hati ini.
....
Sejujurnya, saya ini manusia tipe yang bisa langsung cenderung suka sama siapapun yang saya temui. Semua orang yang menjadi kamerads, saya pasti menyukai mereka. Jangan salahartikan "suka" ini dengan perasaan yang ada kaitannya dengan hati atau seksual. Sama sekali tidak. Saya suka berteman dan suka menyelami karakter satu per satu orang. Baru atau lama, semuanya terasa menantang untuk saya selami. Saya suka mempelajari karakter semua kamerads saya. Meski saya sadari, tidak mungkin saya membuat semua orang senang atau bahagia karena saya. I can't make EVERYBODY happy. But, at least saya suka membuat kamerads saya merasa nyaman jika mereka berada dekat saya.
For me, friendship lasts forever. Meski mereka tidak ada di dekat saya. Meski mereka menjalani hidup mereka masing-masing, dan hanya bisa sekali-dua kali dalam sebulan (bahkan setahun) bertegur sapa. Mereka tetaplah kamerads saya. Yang jelas, for me, once a friend, will always be a friend.
Namun tak dipungkiri, orang semanis saya begini *halah* pun masih bisa punya musuh. A thousand friends too less and an enemy is too much. Indeed. Sayangnya, saya tidak bisa mengubah fakta yang ada. Ya, saya punya musuh. Malah bisa dibilang, musuh saya yang satu itu seperti Joker terhadap Batman, Lex Luthor terhadap Superman, Venom terhadap Spiderman, bahkan Clown terhadap Spawn. *ngabsen*
Saya ngga nyari musuh, dia aja yang nyari-nyari saya. *eh*
Tauk tuh kenapa dia memusuhi saya. Apapun yang saya lakukan selalu dinilai buruk oleh dia. Bahkan, dia (secara nggak langsung) pernah menyebut saya kafir. Huakakaka.. Duduuul dah.. Saya sih nyantei aja. Buat saya, yang punya masalah tu ya dia, bukan saya. Parahnya, bukan cuma saya yang dimusuhi oleh manusia ini. Anak-anak dan keluarga saya pun dimusuhi dia. Wekekekeke.. Sakit jiwa kayaknya ya. Jadi, yang waras ngalah aja deh.. Makanya kalaupun dia memusuhi, biar aja dia pegel sendiri dan urusan dia ama Tuhan. Toh, saya ngga kenal dia juga ngga rugi.
Balik ke soal cinta. Buat saya, yang namanya suka berubah jadi cinta itu sulit. Karena seringkali cinta itu datang ngga pake planning. Seringnya pula, orang yang kita gebet (karena udah ngebet sukanya), malah tidak berbuntut cinta. Patah hati, iya.
Ya, patah hati seringnya tidak harus diawali oleh cinta. Harapan yang kandas, tanpa cinta pun, bisa berasa patah hati.
Sebenarnya, menurut saya, kita merasa patah hati itu lebih disebabkan oleh harapan dan ekspektasi yang tidak tercapai. Bukan karena cinta kita nggak kesampaian. Karena, menurut saya lagi, cinta yang sebenarnya itu tidak berhasrat. Cinta ya cinta. Tercapai atau tidak, terlaksana atau tidak, terbalas atau tidak, cinta tetap saja cinta.
Cinta itu tidak terpenjara dimensi duniawi. Cinta tidak tergantung ruang. Cinta tidak terbatas waktu. Malahan, sesungguhnya cinta tidak berdefinisi. Buat saya, cinta itu gaib. Sama halnya dengan gaib, Allah hanya mengizinkan manusia untuk tahu sedikit saja tentang cinta. Hanya saja, kita sebagai manusia yang bodoh ini, ingin punya sesuatu yang "nyata" untuk dipegang dan diyakini. Lalu mulailah manusia belajar tentang cinta dengan apa yang didengar, dilihat, dirasa dan dihirup.
Sekarang soal patah hati.
Hati yang patah, rasanya merasuki sukma *halah*. Jika cinta itu urusannya dengan harap-harap cemas, maka patah hati adalah jawaban dari harap-harap cemas tadi. Patah hati ini lebih real dibandingin jatuh cinta. Efek kreativitasnya pun lebih dahsyat dibandingkan dengan jatuh cinta. Nggak percaya??
Terbukti, banyak banget karya luar biasa yang dihasilkan oleh patah hati. Salah satu contohnya, Kahlil Gibran. Mungkin kalau dulu cintanya Kahlil Gibran terbalas oleh May Ziadah, dia ngga akan jadi sastrawan sehebat sekarang ini. *menurut ane doang sih* huehehehe..
Malah, di Zagreb (Kroasia) ada yang namanya Museum Patah Hati (Museum of Broken Relationships). Nah lho, kayak apa tu museum??? :D Ternyata Museum Patah Hati ini dipenuhi dengan koleksi barang-barang kenangan dari mantan pacar/istri/suami. Semuanya disumbangkan oleh publik dan dibuka untuk publik juga.
Barang-barang yang bisa ditemui di museum ini sebenernya biasa banget dan mungkin ada juga di rumah kita, kayak boneka beruang Teddy, foto beserta frame-nya, gaun pengantin, kampak (dikasih judul an ex axe, hehehe...), celana dalam, mangkok, hiasan kebun, hape jadul, dll. Tapi dari segi sejarah hidup si empunya, barang tersebut jadi keliatan lebih berharga.
Museum yang dikonsep oleh Olinka Vištica (produser film Kroasia) dan Dražen Grubišić (desainer + artis Kroasia) ini eksibisi ke mana-mana. Mulai dari Amerika, London (Inggris), Jerman, Afrika sampe Filipina. Pengunjungnya pun rame. Seru banget keliatannya. Kira-kira mereka bakal pameran di Indonesia juga gak yaa? hehehe..
Enough about patah hati. Intinya, berkat patah hati, orang bisa lebih kreatif. Coba aja (utk patah hati). Masih ngga percaya? Tanya aja Riu, Mhimi, dan Tebeh.. Huakakakaka.. *peace, kacruters*
Tapi, apapun itu cinta atau patah hati, hendaklah kisah survive kita menggema across the universe.. *maksa bener motto-nya* :p
Saya tutup tulisan aneh ini dengan sebuah lagu dari KLa Project berikut. Selamat menikmati... dan dilarang galau di sini! hehehe..
Mungkin karena saya sedang galau?
Wekekekeke.. Sejujurnya, it's very unlikely bahwa saya bisa merasa galau. Karena, hanya ada dua emosi yang saya kenal: seneng dan mutung. Semua emosi in-between (yang ada di antara kedua emosi tadi), saya ngga familiar.
However, beberapa hari lalu saya menulis di blog Debby (bagian komentar): "Manusia yg patah hati cenderung lebih kreatif daripada manusia yg sedang jatuh cinta. Kenapa? Karena jatuh cinta adalah sebuah awal, sedangkan patah hari adalah awal dari kelanjutan jatuh cinta tadi. Alias satu step di depan perasaan jatuh cinta. Patah hati adalah sebuah konklusi (kesimpulan) dari hipotesis jatuh cinta.. hmmm..
Entah kenapa saya menulis itu. Mendadak saja saya kepikiran soal jatuh cinta dan patah hati ini.
....
Sejujurnya, saya ini manusia tipe yang bisa langsung cenderung suka sama siapapun yang saya temui. Semua orang yang menjadi kamerads, saya pasti menyukai mereka. Jangan salahartikan "suka" ini dengan perasaan yang ada kaitannya dengan hati atau seksual. Sama sekali tidak. Saya suka berteman dan suka menyelami karakter satu per satu orang. Baru atau lama, semuanya terasa menantang untuk saya selami. Saya suka mempelajari karakter semua kamerads saya. Meski saya sadari, tidak mungkin saya membuat semua orang senang atau bahagia karena saya. I can't make EVERYBODY happy. But, at least saya suka membuat kamerads saya merasa nyaman jika mereka berada dekat saya.
For me, friendship lasts forever. Meski mereka tidak ada di dekat saya. Meski mereka menjalani hidup mereka masing-masing, dan hanya bisa sekali-dua kali dalam sebulan (bahkan setahun) bertegur sapa. Mereka tetaplah kamerads saya. Yang jelas, for me, once a friend, will always be a friend.
Namun tak dipungkiri, orang semanis saya begini *halah* pun masih bisa punya musuh. A thousand friends too less and an enemy is too much. Indeed. Sayangnya, saya tidak bisa mengubah fakta yang ada. Ya, saya punya musuh. Malah bisa dibilang, musuh saya yang satu itu seperti Joker terhadap Batman, Lex Luthor terhadap Superman, Venom terhadap Spiderman, bahkan Clown terhadap Spawn. *ngabsen*
Saya ngga nyari musuh, dia aja yang nyari-nyari saya. *eh*
Tauk tuh kenapa dia memusuhi saya. Apapun yang saya lakukan selalu dinilai buruk oleh dia. Bahkan, dia (secara nggak langsung) pernah menyebut saya kafir. Huakakaka.. Duduuul dah.. Saya sih nyantei aja. Buat saya, yang punya masalah tu ya dia, bukan saya. Parahnya, bukan cuma saya yang dimusuhi oleh manusia ini. Anak-anak dan keluarga saya pun dimusuhi dia. Wekekekeke.. Sakit jiwa kayaknya ya. Jadi, yang waras ngalah aja deh.. Makanya kalaupun dia memusuhi, biar aja dia pegel sendiri dan urusan dia ama Tuhan. Toh, saya ngga kenal dia juga ngga rugi.
Balik ke soal cinta. Buat saya, yang namanya suka berubah jadi cinta itu sulit. Karena seringkali cinta itu datang ngga pake planning. Seringnya pula, orang yang kita gebet (karena udah ngebet sukanya), malah tidak berbuntut cinta. Patah hati, iya.
Ya, patah hati seringnya tidak harus diawali oleh cinta. Harapan yang kandas, tanpa cinta pun, bisa berasa patah hati.
Sebenarnya, menurut saya, kita merasa patah hati itu lebih disebabkan oleh harapan dan ekspektasi yang tidak tercapai. Bukan karena cinta kita nggak kesampaian. Karena, menurut saya lagi, cinta yang sebenarnya itu tidak berhasrat. Cinta ya cinta. Tercapai atau tidak, terlaksana atau tidak, terbalas atau tidak, cinta tetap saja cinta.
Cinta itu tidak terpenjara dimensi duniawi. Cinta tidak tergantung ruang. Cinta tidak terbatas waktu. Malahan, sesungguhnya cinta tidak berdefinisi. Buat saya, cinta itu gaib. Sama halnya dengan gaib, Allah hanya mengizinkan manusia untuk tahu sedikit saja tentang cinta. Hanya saja, kita sebagai manusia yang bodoh ini, ingin punya sesuatu yang "nyata" untuk dipegang dan diyakini. Lalu mulailah manusia belajar tentang cinta dengan apa yang didengar, dilihat, dirasa dan dihirup.
Sekarang soal patah hati.
Hati yang patah, rasanya merasuki sukma *halah*. Jika cinta itu urusannya dengan harap-harap cemas, maka patah hati adalah jawaban dari harap-harap cemas tadi. Patah hati ini lebih real dibandingin jatuh cinta. Efek kreativitasnya pun lebih dahsyat dibandingkan dengan jatuh cinta. Nggak percaya??
Terbukti, banyak banget karya luar biasa yang dihasilkan oleh patah hati. Salah satu contohnya, Kahlil Gibran. Mungkin kalau dulu cintanya Kahlil Gibran terbalas oleh May Ziadah, dia ngga akan jadi sastrawan sehebat sekarang ini. *menurut ane doang sih* huehehehe..
Malah, di Zagreb (Kroasia) ada yang namanya Museum Patah Hati (Museum of Broken Relationships). Nah lho, kayak apa tu museum??? :D Ternyata Museum Patah Hati ini dipenuhi dengan koleksi barang-barang kenangan dari mantan pacar/istri/suami. Semuanya disumbangkan oleh publik dan dibuka untuk publik juga.
Barang-barang yang bisa ditemui di museum ini sebenernya biasa banget dan mungkin ada juga di rumah kita, kayak boneka beruang Teddy, foto beserta frame-nya, gaun pengantin, kampak (dikasih judul an ex axe, hehehe...), celana dalam, mangkok, hiasan kebun, hape jadul, dll. Tapi dari segi sejarah hidup si empunya, barang tersebut jadi keliatan lebih berharga.
Museum yang dikonsep oleh Olinka Vištica (produser film Kroasia) dan Dražen Grubišić (desainer + artis Kroasia) ini eksibisi ke mana-mana. Mulai dari Amerika, London (Inggris), Jerman, Afrika sampe Filipina. Pengunjungnya pun rame. Seru banget keliatannya. Kira-kira mereka bakal pameran di Indonesia juga gak yaa? hehehe..
Enough about patah hati. Intinya, berkat patah hati, orang bisa lebih kreatif. Coba aja (utk patah hati). Masih ngga percaya? Tanya aja Riu, Mhimi, dan Tebeh.. Huakakakaka.. *peace, kacruters*
Tapi, apapun itu cinta atau patah hati, hendaklah kisah survive kita menggema across the universe.. *maksa bener motto-nya* :p
Saya tutup tulisan aneh ini dengan sebuah lagu dari KLa Project berikut. Selamat menikmati... dan dilarang galau di sini! hehehe..
8 komentar:
jauh ya perjalanannya, dari cinta, museum sampai joker vs batman hihih
anyway, buat gw levelnya itu suka --> sayang --> cinca mba :p
oh iya, gw ngeposting juga sama sekali ga denger lagu The Beatles loh, karena emang terceplos temanya sebenrnya karena gw kelintas aja Across the Universe. Malah sambil dengerin Sisa Semalam
@ Tebeh: Wekekekeke.. Tau nih hari ini pengen banget nulis, tapi jadi ngelantur ke mana-mana. Gak fokus. Kejar setoran, Beh. Wekekekeke..
Dari sayang jadi cinca? Kayaknya tebalik loe, Beh. wekekekeke.. Yakin tuu?? :D
ebenarnya, menurut saya, kita merasa patah hati itu lebih disebabkan oleh harapan dan ekspektasi yang tidak tercapai
--> quote milik mbak nina, yang jadi paporite gue. sampe pernah gue tulis di blog segala hehehe
btw postingan kali ini bener2 accross the universe, semesta alam bahasannya :D
Salah satu contohnya, Kahlil Gibran. Mungkin kalau dulu cintanya Kahlil Gibran terbalas oleh May Ziadah, dia ngga akan jadi sastrawan sehebat sekarang ini. *menurut ane doang sih* huehehehe..
:) sebelum kenal may ziadah, gibran sdh jadi seniman, tapi kisah percintaan LDR yg dibawa sampe dia mati itu diakuinya sendiri telah mengilhami tulisan2 dia selanjutnya hihihi
mantap euy
wuideehhhh...... makin galau bacanya, hahhha...
@ Eny: Hah, masa sih gw pernah nulis kayak gitu juga yak sebelum ini?? *amnesia mode ON* wekekeke.. Eny pernah nulis tentang ini juga? Mau dong link-nya. Biar sekalian me-refresh memory nih.. hihihi..
@ Bisot: Iya sih dia emang seniman sejak sebelum kenal May Ziadah. Tapi begitu kenal dan cinta gak kesampean, puisi2nya justru makin hits. Ya kan? hehehe..
@ Mhimi: Ahayyy.. Republik Galau!! :D
Ketika galau menghampirimu, bershowerlah.. Mbak, jatuh cinta dan patah hati beda tipis. Bedanya ya suka dan duka aja. Samanya sama2 bego saat mengalaminya. Sama2 buta logika..
DZ
@ Anonym DZ: Wekekeke.. Saya setuju kalau dibilang sama-sama bego dan buta logika saat mengalaminya. Pengamatan yang jitu.. :)
Thank you for visiting yaa..
Posting Komentar