1 Agustus 2012

Loe tu Nggak Care Sama Sekeliling

Tubuh saya gemetaran. Entah karena menggigitnya dingin AC ruangan kantor, atau saya menggigil karena antisipasi menunggu jawaban Diana, sahabat saya.

Sementara menunggu jawaban dia, pikiran saya kembali ke peristiwa beberapa jam sebelumnya. Saya bertemu kembali dengan beberapa kawan SMP--Aty, Robi dan Agif; serta guru-guru SMP kami, di sekolah. Benak saya dipenuhi buncahan kebahagiaan. Kami bernostalgia masa-masa muda. Kami ke SMP karena sedang merancang acara buka puasa bersama, antara angkatan kami 1989-1992 dengan para guru SMP Negeri 218 Ps. Minggu Jakarta Selatan, yang akan digelar pada Sabtu, 4 Agustus 2012 nanti.

Bicara nostalgia SMP, lagi-lagi hati saya dipenuhi JP. Entah kenapa, rasa ini begitu kuat. Semakin kuat setiap hari, sejak dia mendatangi saya dalam mimpi beberapa bulan lalu.

Pembina OSIS kami, Pak Burhan, tampak begitu sumringah melihat kami. Menggeleng-geleng dengan perasaan haru dan bangga melihat kondisi kami yang sehat dan terlihat bahagia. "Memang, anak-anak yang aktif ekstrakulikuler itu semuanya sukses. Saya senang sekali," kata beliau. Matanya sempat berkaca-kaca.

Saya tersenyum. Bapak satu yang tangguh ini memang bagaikan ayah bagi kami, para pengurus OSIS di zaman kami. Tapi saya hampir takjub melihat beliau bisa berkaca-kaca. Saya sungguh bersyukur memiliki guru-guru yang begitu perhatian pada murid, dan tetap perhatian kepada mantan muridnya berpuluh tahun kemudian. :)

*BBM notification*


Hehehehe.. Mang lo lp ya?
Kan dl dah pernah dia ngomong langsung jg k lo nien
Curhat dikit k gw jg sii

Eh? Dia pernah ngomong langsung ke saya? Ngomong langsung apa ya? Kok saya lupa. Amnesia. Masya Allah! Apa iya, dia benar-benar pernah "menyatakan" ke saya di depan Diana segala??


*BBM notification*


Hadeeeehhh..
Yaaa gw lp deh nien
Tp intinya yaa gitu
Doi sk sm lo
Cm lo acuh ajkan waktu itu


Kelebatan ingatan di depan ruang OSIS mulai hinggap di kepala saya. Siang itu, saya sedang asyik ngobrol dengan Diana. Saya membicarakan surat cinta dari Surabaya. Dari seorang peserta Jumpa Bakti Gembira (Jumbara) Palang Merah Remaja (PMR) Nasional, Cibubur, Juni 1991. Dia dari kontingen Jawa Timur. Si A. Ya, saya sedang membicarakan Anton ketika JP datang menghampiri kami.

Dia mencoba mengajak saya berbicara sesuatu, tapi saya acuhkan. Ketika dia mendengar saya menyebut-nyebut nama A, JP tersenyum--kecewa. Ia menunduk, lalu melangkah gontai, menjauh.

JDUAAARRRRR!!!

Ingatan itu serasa alat kejut jantung yang menyengat hati saya. Ya Allah-ku..

*BBM notification*


Daaaah.. kan almarhum orangnya perasa. 
Wajar kl dia blng begitu --> (bahwa saya muna)
Tp lo ga salah jg kan dia maju mundur gitu sii


Saya mengetik balasan:
Emangnya dia pernah nyatain ke gw??
Loe kok tau?


*BBM notification*


hehehehe..
Lo dlkan ga peka nien orngnya
Maafya
Kan krng care aj sm sekeliling
Kl sekarang lo beda bgt
Gw aj br tau kl gang kt dl di blng sm anak" ga care sm yang lain :D


Kali ini tidak ada lagi yang mengejutkan buat hati saya. Kan tadi masih tersengat alat kejut jantung. *halah*

Saya membalas, "Iya ya.. Loe bener.. Gw terlalu acuh.."

Kembali kelebatan ingatan tentang saya dahulu datang silih berganti. Saya memang aktif di OSIS. Saya selalu siap mengikuti hiking, camping, naik-turun gunung pun dijabani. Tapi, apakah saya benar-benar care dengan sekeliling?

No.

Saya begitu sibuk dengan aktivitas saya sebagai Bendahara OSIS sejak kelas 2 hingga kelulusan. Sibuk dengan latihan-latihan Paskibra setiap siang dan sore. Asyik mengurusi mading sekolah. Sibuk mengorganisir kegiatan. Asyik menikmati bertambahnya keahlian kepalangmerahan. Sibuk, sibuk dan sibuk... Asyik, asyik dan asyik.. Sibuk sendiri. Asyik sendiri. Lalu, apakah saya pernah benar-benar melihat ke mata sahabat-sahabat saya, menanyakan, "What can I help you? Are you alright?"

No. Never. 

Ya Allah. Ampuni saya. Hati saya menangis. Ini rupanya kekosongan yang saya rasakan dahulu. Kosong, karena saya sendirilah yang kurang bisa meraih tangan sahabat-sahabat saya. Saya tidak mampu menyambut uluran tangan orang yang saya sukai dan menyukai saya.

Saya mengetik BBM kembali untuk Diana: "Mudah2an skrg temen2 udah ngeliat gw banyak berubah.."


*BBM notification*


Semua butuh waktu aj sii
Kl sekarang kt yang dl sm sekarang dah jauh bgt bu
Lonya aj yang asiik sendiri sii
Pdhl lo sendiri waktu itu dah pernah blng jg k gw kl suka sm almarhum


Saya kembali termenung. Me-review kembali perjalanan hidup saya. Banyak hal-hal (buruk) yang saya lakukan dan tidak saya banggakan. Saya telah berusaha menyisihkan, memilah-milah, mana yang baik untuk tetap saya pertahankan (dan lakukan), serta mana yang harus disingkirkan. Agar tidak lagi melukai orang lain, dan tidak lagi melukai saya. Karena, bagi saya, ketika orang lain terluka karena saya, sesungguhnya yang akan menderita adalah saya sendiri.

Alhamdulillah, Allah meletakkan saya pada persimpangan ini.
Alhamdulillah, Allah mempertemukan saya dengan kawan-kawan lama SMP melalui jejaring facebook.
Alhamdulillah, semua kawan lama saya menerima dengan tangan terbuka dan hati hangat, sehingga yang saya rasakan adalah persaudaraan, bukan lagi pertemanan.
Alhamdulillah, Piyo keceplosan bicara soal JP, sehingga terbukalah semua hal yang--insya Allah--mampu mengoreksi sikap saya ke depannya.
Alhamdulillah untuk sahabat-sahabat yang tetap setia dan pengertian meski sudah dua dekade kami tidak bersilaturahmi.
Alhamdulillah. Alhamdulillah. Alhamdulillah.
Ya Allah, Alhamdulillah...
Tak terhingga rasanya nikmat dari-Mu ini.
Tak akan lagi saya sia-siakan, insya Allah!

Dan, malam ini, saya mulai mengamati sekeliling. Benar-benar mengamati. Memperhatikan. Menikmati. Dan, berdoa. Ya Allah, jagalah dan lindungilah dia, di manapun dia berada. Hasbunallah wa ni’mal wakil, ni’mal maula wa ni’man nashir. Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.


I wish JP were here..
I miss you, JP. 
I miss your smile. Miss your warm attitude. Miss your everything. Take care..

Tidak ada komentar: